Optik
Fisik
Dispersi
Cahaya
A. SPEKTRUM WARNA
Cahaya putih terdiri atas banyak panjang gelombang dan frekuensi yang
masing-masing memberikan kesan warna tertentu. Frekuensi cahaya rata-rata 1014Hz
serta panjang gelombang dalam ruang hampa udara antara 400 mm ( 4000 angstrom =
4000 A) untuk warna ungu sampai 700 mm ( 7000 A ) untuk warna merah. Panjang gelombang
berturut-turut dari panjang gelombang yang terbesar sampai yang terkecil,
warna-warna yang terdapat padacahaya putih adalah Merah ,Jingga , Kuning ,
Hijau , Biru , Nila , Ungu. Sususan warna tersebut disebut Spektrum Warna . Cahaya putih yang dapat terurai menjadi cahaya yang
berwarna-warni disebut cahaya polikromatik
sedangkan cahaya tunggal yang tidak bisa diuraikan lagi disebut
cahaya monokromatik.
B. Terjadinya Spektrum Warna
Cepat rambat
cahaya menjadi berkurang bila memasuki media bening yang lebih rapat daripada udara.
Hal ini berakibat ikut berkurangnya panjang gelombang cahaya dari masing-masing
sinar monokhromatik itu, sehingga masing-masing warna mengalami pembiasan yang
arahnya berbeda satu dengan yang lain. Cahaya terurai atas komponen-komponen warna
monokhromatik dikatakan cahaya telah mengalami dispersi. Sinar merah yang panjang gelombangnya terbesar mengalami penyimpangan
arah (deviasi) terkecil. Secara berurut ,panjang gelombangnya semakin kecil., semakin
besar deviasi yang dialami sehingga warna ungu yang panjang gelombangnya terkecil
mengalami deviasi terbesar.
Sudut yang terbentuk oleh arah sinar merah dan arah sinar ungu dinamakan
Sudut Dispersi. Kejadian di atas dapat pula dinyatakan bahwa Sinar dengan Frekuensi
terkecil (merah) mengalami deviasi terkecil, semakin besar frekuensinya semakin
besar pula deviasi yang dialami.
C. Indeks Bias Media Bening terhadap Sinar Monokhoromatik
Indeks bias suatu media bening berbanding terbalik dengan panjang gelombang
sinar atau berbanding lurus dengan frekuensi sinar. Indeks bias gelas terhadap merah
lebih kecil daripada indeks bias gela sterhadap biru.
Karena perbedaan indeks bias terhadap masing-masing
warna tersebut, dalam melaksanakan berbagai percobaan atau pengukuran digunakan
satu warna tertentu saja yakni warna/ sinar monokhromatik kuning, yang di udara
panjang, gelombangnya 589 mm ( 5890 A ).
Tabel PanjangGelombang
Indeks dan Indeks Bias Warna terhadap 3 jenisKaca :
WarnaSinar
|
λ
Angstrom ( A )
|
Indeks bias dalamKaca
|
||
Kerona
|
Flinta
|
Kuarza
|
||
Merah
|
6563
|
1,5224
|
1,5885
|
1,4564
|
6439
|
1,5249
|
1,5890
|
1,4567
|
|
Kuning
|
5890
|
1,5270
|
1,5914
|
1,4585
|
Hijau
|
5338
|
1,5299
|
1,5946
|
1,4607
|
5086
|
1,5315
|
1,5964
|
1,4619
|
|
Biru
|
4861
|
1,5330
|
1,5983
|
1,4632
|
Ungu
|
4340
|
1,5379
|
1,6037
|
1,4669
|
3988
|
1,5425
|
1,6087
|
1,4703
|
D. Pembentukan Spektrum Warna oleh Prisma
Bila berkas cahaya polikhoromatik didatangkan pada sisi sebuah prisma kaca,
akan terbentuk Spektrum Warna. Sebenarnya spectrum tersebut terdiri atas ribuan
warna yang berubah secara berangsur-angsur dari merah mengalami divisiasi terkecil,
sedangkan ungu devisiasinya terbesar.
Untuk prisma yang tidak tebal,
dapat dianggap setiap warna mengalami devisiasi minimum sebesar D. Jika B
adalah sudut pembias prisma, nm adalah indeks bias prisma terhadap warna
merah, dan nu adalah indeks bias prisma terhadap warna ungu, deviasi
minimum merah ( Dm ) dan deviasi minimum ungu ( Du ) . Pada prisma akan terurai menjadi warna merah, jingga,
kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Kumpulan cahaya warna tersebut disebut spektrum.
Lebar spektrum yang dihasilkan oleh prisma tergantung pada selisih sudut
deviasi antara cahaya ungu dan cahaya merah. Selisih sudut deviasi antara
cahaya ungu dan merah disebut sudut dispersi
yang dirumuskan :
j= Du - Dm
.... (2.4)
Jika sudut pembias prisma kecil (<15o) dan n menyatakan
indeks bias prisma serta medium di sekitar prisma adalah udara, maka besarnya
sudut dispersi dapat dinyatakan :
j= (nu – nm) β .... (2. 5)
dengan :
j = sudut dispersi
Dm = sudut deviasi cahaya merah
Du = sudut deviasi cahaya ungu
nm = indeks bias cahaya merah
nu = indeks bias cahaya ungu
β= sudut pembias prisma
E. Macam-Macam Spektrum
1. Spektrum Emisi
Spektrum ini dihasilkan oleh benda yang memancarkan cahaya karena
berpijar atau menyala, misalnya nyala apililin, besi cair, dsb.Spektrum emisi
dapat berupa :
a.
Spektrum Kontinyu, antara
warna yang satu dengan warna berikutnya sulit ditentukan batasnya karena
perubahan warnanya secara berangsur-angsur.
b.
Spektrum Diskontinyu, masing-masing
warna berdiiri sendiri-sendiri, terpisah antara warna yang satu dengan yang
lain. Masing-masing warna dapat berbentuk garis-garis tipis yang dinamakan
spektrum garis, yang dihasilkan oleh atom-atom yang berpijar.
2. Spektrum Absorbsi
Spektrum ini terjadi karena berkas cahaya lebih dahulu melalui media
bening yang mengabsorpsi beberapa warna. Misalnya berkas cahaya dilewatkan
larutan kalium permanganat encer, berkas yang meninggalkan larutan menghasilkan
spektrum, tapi pada warna hijau tampak 5 buah garis hitam karena sebagian warna
hijau telah diserap oleh larutan.
Contoh lain adalah spektrum berkas cahaya matahari, banyak sekali
terdapat garis-garis hitam sebanyak ±18.000 buah yang dinamakan garis-garis
Franhofer. Hal ini disebabkan adanya penyerapan warna-warna tertentu terhadap
cahaya matahari oleh gas-gas disekitar matahari. Gas natrium menyerap warna
kuning, dengan demikian natrium bila berpijar memancarkan warna kuning.
Prisma Akromatik
Prisma akromatik adalah susunan dua buah prisma yang
terbuat dari bahan yang berbeda, disusun secara terbalik yang berfungsi untuk
meniadakan sudut deviasi yang terjadi pada prisma tersebut. Misalkan sebuah
prisma terbuat dari kaca kerona yang mempunyai indeks bias untuk sinar merah
nm, sinar ungu nu dan sudut pembiasnya disusun dengan prisma yang terbuat dari kaca
flinta yang memiliki indeks bias untuk sinar merah nm, sinar ungu nu dan sudut
pembiasnya maka pada prisma akromatik berlaku bahwa besarnya sudut deviasi pada
prisma flinta dan prisma kerona adalah sama.
Karena pemasangan yang terbalik, sehingga kedua sudut
deviasi saling meniadakan sehingga berkas sinar yang keluar dari susunan prisma
tersebut berupa sinar yang sejajar dengan b berkas sinar yang masuk ke prisma tersebut. Pada prisma
akromatik berlaku:
(nu – nm) β = (nu ‘ – nm’) β’
Contoh Soal
1. Seberkas cahaya putih menembus sebuah prisma tipis dengan
sudut pembias 10°, jika indeks bias untuk cahaya merah dan ungu masing-masing
1,49 dan 1,52, tentukanlah besar sudut dispersinya!
Penyelesaian:
Diketahui:
β = 10°
nm =
1,49
nu = 1,52
Ditanyakan:
φ = . . .?
Jawab:
φ = (nu
– nm) β
φ =
(1,52 – 1,49)10°
φ =
(0,03)10°
φ =
0,3°
2. Sebuah prisma memiliki sudut pembias 60o.
Indeks bias untuk sinar merah 1,52 dan untuk sinar ungu 1,54. Seberkas sinar
putih jatuh pada salah satu sisi prisma. Apabila dianggap semua cahaya
mengalami deviasi minimum, hitunglah sudut dispersinya!
Penyelesaian :
Diketahui : β =
60o
nm = 1,52
nu = 1,54
Ditanyakan : j = ...? (deviasi minimum)
φ = (nu
– nm) β
φ =
(1,52 – 1,49)10°
φ =
(0,03)10°
φ =
0,3°
Penerapan
Dispersi:
Contoh
peristiwa dispersi pada kehidupan sehari-hari adalah pelangi. Pelangi hanya
dapat kita lihat apbila kita membelakangi matahari dan hujan terjadi di depan
kita. Jika seberkas cahaya matahari mengenai titik-titik air yang besar, maka
sinar itu dibiaskan oleh bagian depan permukaan air. Pada saat sinar memasuki
titik air, sebagian sinar akan dipantulkan oleh bagian belakang permukaan air,
kemudian mengenai permukaan depan, dan akhirnya dibiaskan oleh permukaan depan.
Karena dibiaskan, maka sinar ini pun diuraikan menjadi pektrum
matahari.Peristiwa inilah yang kita lihat di langit dan disebut pelangi. Bagan
terjadinya proses pelangi dapat dilihat pada gambar dinawah ini
2 komentar:
trimakasih.... blog ini sangat bermanfaat bagi saya ^^
makasih ya
Posting Komentar